Memaknai Arti Sebuah Penyesalan

Memaknai Arti Sebuah Penyesalan

Kerap sekali aku mendengar kalimat,” Jika kalian diberi peluang buat kembali ke masa kemudian, apa yang hendak kalian jalani?” Mayoritas orang hendak menanggapi dengan kalimat,”  disini admin Gubugseo hendak menjauhi kesalahan serta mengganti jalur hidupku jadi lebih baik.” Kira- kira begitu.

Aku rasa, jawaban tersebut ialah opsi yang hendak orang- orang katakan sebab mayoritas dari kita cenderung memiliki penyesalan. Paling utama pada perihal kurang baik yang sempat dicoba di masa kemudian.

Tetapi jika aku di tanya,” Apa yang hendak aku jalani jika diberi peluang kembali ke masa kemudian?” Bisa jadi aku hendak menanggapi dengan jawaban yang sangat logis.

Misalnya, aku tidak hendak ingin berangkat ke masa kemudian. Sebab awal, itu mustahil. Hingga dikala ini aku tidak sempat yakin pada konsep mesin waktu ataupun time traveler yang kerap aku amati di film berjudul Sci- FI.

Kedua, aku hendak tanya balik,” Buat apa berangkat ke masa kemudian? Lebih baik diam di masa saat ini. Jika juga aku berbuat kesalahan lalu menyesal, lebih baik aku memperbaikinya di masa yang hendak tiba.

Memanglah, tiap kali membayangkan masa kemudian, aku cenderung merasa pilu. Aku merasa seluruh sudah terlambat. Penyesalan itu tentu terdapat. Tetapi alasan- alasan logis membuat aku menyudahi memikirkan perihal itu lagi.

Seluruh kesalahan yang terdapat dalam hidup aku telah terlanjur terjalin. Serta penyesalan tidak hendak sempat mengganti hidup aku jauh lebih baik. Malah, jika aku cuma meratapi penyesalan saja, aku cuma hendak susah bangkit serta terus merasa terpuruk.

Aku ketahui, telah terlambat untuk aku buat merubah kondisi. Tetapi pada prinsipnya, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Prinsip itu yang saat ini lagi aku jalankan.

Memaknai Arti Sebuah Penyesalan

Memaknai Arti Sebuah Penyesalan

Penyesalan- penyesalan aku dahulu semacam, andaikan aku belajar lebih aktif, bisa jadi aku dapat lulus di kampus yang sangat aku mau. Di tahun awal kuliah, penyesalan itu masih membayang- bayangi aku.

Tetapi saat ini perasaan itu tidak timbul lagi sebab aku memilah menerima realitas serta menerima konsekuensi dari kemalasan aku dulu. Aku juga sempat menyesal sebab pernah menyudahi menulis sepanjang setahun. Sementara itu setahun itu dapat aku pakai buat mengasah keahlian menulis.

Aku merasa telat belajar menulis dibanding dengan sebagian orang yang telah menekuni menulis semenjak masa sekolah. Tetapi tidak terdapat yang salah dengan kata terlambat. Yg berarti aku masih terus ingin belajar.

Seperti itu mengapa setelah itu aku kembali menulis hingga saat ini. Andaikan aku menyerah begitu saja cuma sebab aku merasa ketinggalan dalam menulis. Tentu hari ini aku tidak hendak mengelola web serta menulis selaku kontributor di sebagian media semacam Qureta.

Tahun 2020 ini aku rasa ialah titik balik aku dari bermacam penyesalan aku di masa kemudian. Dari dahulu aku mau kembali membuat harian setiap hari, tetapi hanya wacana. Tetapi semenjak dini januari 2020 aku sukses menulis harian tiap hari hingga hari ini.

Di tahun 2020 ini aku kembali membaca banyak novel. Ini aktivitas yang diluar rencana. Pasti saja perihal ini terjalin tidak lain serta tidak bukan sejak datangnya pandemi.

Sejak itu demi mengusir kebosanan, aku membaca lebih banyak novel daripada hari- hari umumnya. Tetapi aku bersyukur sebab jika tidak dituntut oleh kondisi ini, bisa jadi aktivitas membaca novel hendak tertunda lagi dengan sendirinya.

Tidak hanya itu, banyak kerutinan lain yang setelah itu aku perbaiki jadi lebih baik. Dari mulai kurangi minum- minuman bersoda, lebih melindungi pola makan, hingga menyesuikan diri olahraga sekalipun cuma di dalam rumah.

Perihal ini aku jalani buat meyakinkan pada diri aku kalau menyesal dengan satu perihal tidaklah akhir dari segalanya. Itu cuma langkah dini buat mendesak hidup aku naik ke tingkat yang lebih besar.

Kesalahan yang sempat aku jalani tidak membuat aku berdiam diri. Malah dari kesalahan itu aku jadi ketahui celahnya serta ketahui dimana aku dapat memperbaikinya.

Karena jika seandainya aku tidak melaksanakan kesalahan, gimana aku ingin belajar tentang hidup? Kala memandang orang yang lebih memiliki privilese, kadangkala aku berpikir bila aku terdapat di posisi mereka, bisa jadi dikala ini aku masih berleha- leha, bermalas- malasan.

Sebab aku ketahui sendiri jika aku sesungguhnya sangat pemalas. Jika tidak diberi tekanan permasalahan yang besar, aku tidak hendak sempat berganti jadi orang yang lebih baik.

Aku sempat menyesal sebab sesuatu kesalahan serta aku tidak ingin penyesalan itu tiba lagi. Jadi aku berupaya keluar dari zona aman dengan lebih aktif menggapai target- target yang aku mau. Walaupun prosesnya sangat berat, tetapi sepanjang ini aku puas dengan seluruh usaha- usaha kecil yang aku jalani dikala ini.

Kedepannya, pasti saja aku mengharapkan hidup ini jadi lebih berarti. Lebih memiliki arti bukan saja buat aku individu, tetapi untuk orang- orang dekat aku. Keluarga, sahabat ataupun pendamping.

Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *